TAMAN NASIONAL BALI BARAT
Taman Nasional Bali Barat sebagai kawasan pelestarian alam, dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan, penelitian, rekreasi dan menunjang budidaya. Ciri khas Taman Nasional Bali Barat adalah terdapatnya burung jalak Bali (Leucopsar rothschildi) yang dapat hidup di alam bebas hanya di Taman Nasional Bali Barat. Secara Administratif Taman Nasional Bali Barat Berada di kabupaten Jembrana dan Buleleng Propinsi Bali. Diantara bulan Desember hingga Maret curah hujan di wilayah ini cukup tinggi.Riwayat Taman Nasional Bali Barat (TNBB) dimulai sejak tanggal 24 Maret 1911, ketika seorang ahli biologi dari Jerman, Dr. Baron Stressman, mendarat di sekitar wilayah Singaraja karena kapal Ekspedisi Maluku II yang ditumpanginya mengalami kerusakan. Baron Stressman tinggal di wilayah ini selama tiga bulan. Melalui penelitian yang tak disengaja, Baron Stressman menemukan spesies burung endemik yang langka, yaitu jalak bali (leucopsar rothschildi) di Desa Bubunan, sekitar 50 km dari Singaraja.
Penelitian
selanjutnya dilakukan oleh Dr. Baron Viktor von Plesen, yang
menyimpulkan bahwa penyebaran Jalak Bali hanya meliputi DesaBubunan
sampai ke Gilimanuk, yaitu seluas + 320 km2.
Oleh karena populasi jalak bali ketika itu terbilang langka, maka pada
tahun 1928 sejumlah 5 ekor jalak bali dibawa ke Inggris dan berhasil
dikembangbiakkan pada tahun 1931. Kemudian pada tahun 1962, Kebun
Binatang Sandiego di Amerika Serikat juga dikabarkan telah
mengembangbiakkan burung ini.
Selain
jalak bali, hewan langka lainnya yang hidup di taman nasional ini
adalah harimau bali. Untuk melindungi hewan-hewan langka tersebut, maka
Dewan Raja-raja di Bali mengeluarkan SK No. E/I/4/5/47 tanggal 13
Agustus 1947 yang menetapkan kawasan Hutan Banyuwedang dengan luas
19.365,6 ha sebagai Taman Pelindung Alam (Natuur Park) yang statusnya sama dengan suaka margasatwa.
Setelah
Indonesia merdeka, melalui SK Menteri Pertanian No. 169/Kpts/Um/3/1978
tanggal 10 Maret 1978, kawasan yang terdiri dari Suaka Margasatwa Bali
Barat, Pulau Menjangan, Pulau Burung, Pulau Kalong, serta Pulau Gadung
ditetapkan sebagai Suaka Alam Bali Barat dengan luas keseluruhan
19.558,8 ha. Pada tahun 1984, Suaka Alam Bali Barat tersebut ditetapkan
sebagai Taman Nasional Bali Barat dengan luas wilayah 19.558,8 ha.
Namun, karena sebagian kawasan taman nasional ini (3.979,91 ha)
merupakan kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) yang menjadi kewenangan
Dinas Kehutanan, maka melalui SK Menteri Kehutanan No. 493/Kpts-II/1995
tanggal 15 September 1995, luas taman nasional hanya menjadi 19.002,89
ha, terdiri dari 15.587,89 ha wilayah daratan dan 3.415 ha wilayah
perairan.
Taman
Nasional Bali Barat memiliki jenis ekosistem yang unik, yaitu perpaduan
antara ekosistem darat dan ekosistem laut. Di kawasan ini, wisatawan
dapat menjelajahi ekosistem daratan (hutan), mulai dari hutan musim,
hutan hujan dataran rendah, savana, hingga hutan pantai. Sementara pada
ekosistem perairan (laut), wisatawan dapat menyaksikan hijaunya hutan
mangrove, keelokan pantai, ekosistem coral, padang lamun, serta perairan
laut dangkal dan dalam.
Memasuki
kawasan hutan, maka wisatawan dapat menjumpai sekitar 175 jenis
tumbuhan, 14 jenis di antaranya terbilang langka, antara lain bayur (pterospermum diversifolium), ketangi (lagerstroemia speciosa), burahol (steleochocarpus burahol), cendana (santalum album), sonokeling (dalbergia latifolia),
dan lain-lain. Selain itu, wisatawan juga dapat melihat langsung aneka
jenis satwa yang hidup bebas di taman nasional ini, seperti burung jalak
bali (leucopsar rothschildi) yang merupakan hewan endemik dan langka, burung ibis putih kepala hitam (threskiornis melanocephalus), kijang (muntiacus muntjak), trenggiling (manis javanicus), landak (hystric brachyura), serta kancil (tragulus javanicus). Sementara jenis fauna yang terkenal di perairan taman nasional ini adalah ikan hiu (carcharodon carcharias), ikan bendera (plateak pinnatus), serta kima raksasa (tridacna gigas).
Kekayaan bawah laut lainnya adalah berbagai jenis terumbu karang yang
sangat bervariasi. Pendataan yang dilakukan tahun 1998 menunjukkan,
terdapat 110 spesies karang dalam 18 familia, termasuk 22 jenis di
antaranya spesies karang jamur (mushroom coral).
Selain
menikmati ekosistem daratan dan perairan, wisatawan juga dapat
menjelajahi pulau-pulau kecil yang menjadi bagian dari Taman Nasional
Bali Barat, antara lain Pulau Menjangan, Pulau Gadung, Pulau Burung,
serta Pulau Kalong. Pulau Menjangan merupakan salah satu pulau favorit
yang kerap dikunjungi oleh wisatawan. Pulau dengan luas sekitar 6.000 ha
ini merupakan habitat menjangan atau rusa (cervus timorensi).
Tak hanya itu, wisatawan juga dapat menyelam di perairan di sekitar
Pulau Menjangan untuk melihat gugusan karang yang indah dengan jenis
ikan karang yang beragam.
Selain
menikmati keindahan alam dan binatang liar, wisatawan juga dapat
melakukan wisata ziarah ke makam Mbah Temon, yaitu petilasan yang
ditemukan oleh sesepuh masyarakat sekitar bernama Mat Yamin pada tahun
1954. Dinamai Mbah Temon karena petilasan ini baru ditemukan (temu atau ketemu)
setelah Mat Yamin melakukan olah semedi. Petilasan lainnya yang cukup
melegenda adalah makam I Wayan Jayaprana. Jayaprana adalah seorang
pemuda tampan yang dalam Babad Bali dikisahkan telah dibunuh oleh Patih
Sawunggaling, utusan Raja Kalianget, karena sang raja menginginkan istri
Jayaprana yang cantik jelita, Ni Nyoman Layonsari.
Wilayah
TNBB terbentang di dua kabupaten, yaitu Kecamatan Melaya, Kabupaten
Jembrana, dan Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali,
Indonesia.
Taman
Nasional Bali Barat mudah dicapai baik dari Kota Denpasar maupun dari
Pelabuhan Gilimanuk. Hal ini karena lokasi taman nasional ini dilalui
oleh jalan raya Gilimanuk—Negara maupun jalan raya Gilimanuk—Singaraja.
Untuk menuju lokasi, wisatawan dapat menggunakan mobil pribadi atau
menggunakan kendaraan umum (bus, taksi, atau carter mobil).
Untuk
memudahkan perjalanan wisata, maka wisatawan dapat mencapai Taman
Nasional Bali Barat dengan dua alternatif. Pertama, apabila memulai
perjalanan dari Pelabuhan Gilimanuk, maka wisatawan dapat mengunjungi
Kantor Balai Taman Nasional Bali Barat yang berlokasi di Desa Gilimanuk,
Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana. Kantor ini berjarak sekitar 200
km dari Kota Denpasar. Alternatif kedua, apabila wisatawan berangkat
dari arah Kota Denpasar atau khusus ingin mengunjungi Pulau Menjangan,
maka ada baiknya untuk memulainya dari Teluk Labuhan Lalang. Dari
Labuhan/Dermaga Lalang wisatawan dapat dengan mudah menuju Pulau
Menjangan atau pulau-pulau kecil lainnya.
Taman Nasional Bali Barat memiliki berbagai macam akomodasi dan fasilitas, antara lain pemandu wisata (guide),
pondok jaga, pondok wisata (untuk istirahat wisatawan), menara pandang,
jalan setapak untuk memudahkan penjelajahan, penyewaan peralatan selam,
speed boat, dan lain-lain. Wisatawan yang ingin menyelam dengan menyewa dive operator.
Khusus
untuk fasilitas penyeberangan ke Pulau Menjangan, wisatawan dapat
menyewa perahu dengan mesin tempeldan Apabila ingin menambah waktu penjelajahan, misalnya dengan
menjelajahi perairan di sekitar pulau juga di layani Apabila wisatawan memerlukan
penginapan, di sekitar Labuhan Lalang maupun di Pelabuhan Gilimanuk
banyak terdapat penginapan baik hotel melati, resort, maupun hotel berbintang.
Posting Komentar