Kami Siap melayani anda

Kami Siap melayani anda

Hubung kami di No :

08174810824 (xl) 082145929577(simpati) email : gedesetiawan80@gmail.com

BALI "DODE" RENTCAR

BALI "DODE" RENTCAR

KERTA GOSA




Kerta Gosa adalah obyek wisata peninggalan budaya Kraton Semarapura, yang difungsikan sebagai tempat untuk mengadili perkara dan tempat upacara keagamaan terutama Yadnya atau potong gigi (mepandes) bagi putra-putri raja. Dari berbagai sumber menyebutkan, fungsi kedua bangunan terkait erat dengan fungsi pendidikan lewat lukisan-lukisan wayang yang dipaparkan pada langit-langit bangunan. Lukisan-lukisan itu, konon, merupakan rangkaian dari suatu cerita dengan tema pokok parwa, Swargarokanaparwa dan Bima Swarga yang memberi petunjuk hukuman karma phala (akibat dari baik-buruknya perbuatan yang dilakukan manusia selama hidupnya) serta penitisan kembali ke dunia karena perbuatan dan dosa-dosanya. Secara psikologis, tema-tema lukisan yang menghiasi langit-langit bangunan Kerta Gosa memuat nilai-nilai pendidikan mental dan spiritual. Lukisan-lukisan di bangunan sejarah itu dibagi menjadi enam deretan secara bertingkat-tingkat. Deretan paling bawah menggambarkan tema yang berasal dari ceritera Tantri. Deretan kedua dari bawah menggambarkan tema cerita Bimaswarga dalam Swargarakanaparwa. Deretan selanjutnya bertemakan cerita Bagawan Kasyapa. Deretan keempat mengambil tema Palalindon, yaitu ciri dan makna terjadinya gempa bumi secara mitologis. Lanjutan cerita bertemakan Bimaswarga terlukiskan pada deretan kelima yang letaknya sudah hampir pada kerucut langit-langit bangunan. Di deretan terakhir atau keenam ditempati oleh gambaran tentang kehidupan nirwana. Selain di langit-langit bangunan Kerta Gosa, lukisan wayang juga menghiasi langit-langit bangunan di sebelah barat Kerta Gosa, tepatnya di Bale Kambang. Pada langit-langit Bale Kambang ini lukisan wayang dengan tema cerita Kakawin Ramayana dan Sutasoma. Pengambilan tema Kakawin ini memberi petunjuk bahwa fungsi bangunan Bale Kambang merupakan tempat diselenggarakannya upacara keagamaan Manusa Yadnya, yaitu kegiatan potong gigi putra-putri raja di Klungkung.
Daya tarik Kerta Gosa, selain berupa lukisan-lukisan tradisional bergaya Kamasan di Bale Kerta Gosa dan Bale Kambang, juga terletak pada peninggalan penting lainnya yang masih berada di sekitarnya. Sebagai pemedal agung (pintu gerbang atau gapura), peninggalan-peninggalan ini tak dapat dipisahkan nilai sejarahnya. Pemedal Agung terletak di sebelah barat Kerta Gosa yang sangat memancarkan nilai peninggalan budaya kraton. Pada peninggalan sejarah ini terkandung pula nilai seni arsitektur tradisional Bali. Gapura inilah yang pernah berfungsi sebagi penopang mekanisme kekuasaan pemegang tahta (Dewa Agung) di Klungkung selama lebih dari 200 tahun (1686-1908). Pada perang melawan ekspedisi militer Belanda yang dikenal sebagai peristiwa Puputan Klungkung, 28 April 1908, pemegang tahta terakhir Dewa Agung Jambe dan para pengikutnya gugur. Rekaman peristiwa ini kini diabadikan dalam monumen Puputan Klungkung yang terletak di seberang Kerta Gosa. Setelah kekalahan tersebut, bangunan inti Kraton Semarapura (jeroan) dihancurkan dan dijadikan tempat pemukiman penduduk. Puing tertinggi yang masih tersisa adalah Kerta Gosa, Bale Kambang dengan Taman Gili-nya serta Gapura Kraton.
Bangunan-bangunan ini kini menjadi salah satu objek wisata budaya yang menarik, khususnya dari kajian historisnya. Apalagi, Kerta Gosa ternyata pernah difungsikan sebagai balai sidang pengadilan selama berlangsungnya birokrasi kolonial Belanda di Klungkung (1908-1942) dan sejak diangkatnya pejabat pribumi menjadi kepala daerah kerajaan di Klungkung (Ida I Dewa Agung Negara Klungkung) pada tahun 1929. Bahkan, bekas perlengkapan pengadilan berupa kursi dan meja kayu dengan ukiran dan cat prade masih ada. Benda-benda itu merupakan bukti-bukti peninggalan lembaga pengadilan adat tradisional, seperti pernah diberlakukan di Klungkung dalam periode kolonial (1908-1942) dan periode pendudukan Jepang (1043-1945). Pada tahun 1930, pernah dilakukan restorasi terhadap lukisan-lukisan wayang yang terdapat di Kerta Gosa dan Bale Kambang oleh para seniman lukis dari Kamasan. Restorasi lukisan terakhir dilakukan tahun 1960 sebagai bagian dari upaya melestarikan seni budaya sekaligus meningkatkan geliat pariwisata Bali.

Sumber : Dinas Pariwisata Pemerintah Prov Bali

Pura Ulun Danu Bratan



Pura Ulun Danu Bratan  berlokasi di sisi barat Danau Bratan, Dataran Tinggi Bedugul pada ketinggian 1239 meter di atas permukaan laut. Danau Bratan sendiri dulunya adalah bagian dalam dari kawah Gunung Catur. Sebagai salah satu pusat irigasi di Pulau Bali, pura ini dibangun memuja Dewi Danu atau dewi danau. Umat datang untuk bersembahyang di sini dan berdoa mengharapkan panen yang berlimpah. Berdasar pada manuskrip kuno dari Kerajaan Mengwi, Pura Ulun Danu Bratan dibangun tahun 1633 oleh I Gusti Agung Putu / Agung Anom, Raja Mengwi. Setelah melewati gerbang utama, ada stupa besar dengan ukiran, kemudian terlihat pura utama Pura Teratai Bang.
Ada juga pura yang lebih kecil Pura Dalem Purwa, yang dibangun untuk memuja dewi makanan dan minuman. Di pinggir danau ada pula dua pura dengan meru bertingkat. Yang besar dengan meru 11-tingkat adalah rumah dewa penjaga Gunung Mangu. Gunung Mangu sendiri adalah tempat tinggal Dewa Wisnu, sehingga pura tersebut dibangun untuk memuja Dewa Wisnu. Pura lainnya adalah Lingga Petak yang lebih kecil dan lebih ke arah tengah danau. Pura dengan meru 3-tingkat ini dibangun untuk memuja Dewa Siwa, dan hanya bisa dicapai menggunakan perahu. Ketika pura direnovasi tahun 1968, ditemukan 3 buah batu berbentuk bulat dan panjang pada pondasinya, masing-masing berwarna merah, putih, dan hitam. Batu yang putih dipercaya sebagai lingga simbol Dewa Siwa yang melambangkan kesuburan.

Sumber : Dinas Pariwisata Pemerintah Prov Bali 

PURA BESAKIH

Pura Besakih adalah sebuah komplek pura yang terletak di Desa Besakih, Kecamatan Rendang Kabupaten Karangasem, Bali, Indonesia. Komplek Pura Besakih terdiri dari 18 Pura dan 1 Pura Utama. Pura Besakih merupakan pusat kegiatan dari seluruh Pura yang ada di Bali. Di antara semua pura-pura yang termasuk dalam kompleks Pura Besakih, Pura Penataran Agung adalah pura yang terbesar, terbanyak bangunan-bangunan pelinggihnya, terbanyak jenis upakaranya dan merupakan pusat dan semua pura yang ada di Besakih. 


Di Pura Penataran Agung terdapat 3 arca utama Tri Murti Brahma, Wisnu dan Siwa yang merupakan perlambang Dewa Pencipta, Dewa Pemelihara dan Dewa Pelebur. Keberadaan fisik bangunan Pura Besakih, tidak sekedar menjadi tempat ibadah terbesar di pulau Bali, namun di dalamnya memiliki keterkaitan latar belakang dengan makna Gunung Agung. Sebuah gunung tertinggi di pulau Bali yang dipercaya sebagai arwah serta alam para Dewata. Sehingga tepatlah kalau di lereng Barat Daya Gunung Agung dibuat bangunan suci Pura Besakih yang bermakna filosofis. Makna filosofis yang terkadung di Pura Besakih dalam perkembangannya mengandung unsur-unsur kebudayaan yang meliputi: Sistem pengetahuan, Peralatan hidup dan teknologi, Organisasi sosial kemasyarakatan, Mata pencaharian hidup, Sistem bahasa, Religi dan upacara, dan Kesenian. Ketujuh unsur kebudayaan itu diwujudkan dalam wujud budaya ide, wujud budaya aktivitas, dan wujud budaya material. Hal ini sudah muncul baik pada masa pra-Hindu maupun masa Hindu yang sudah mengalami perkembangan melalui tahap mitis, tahap ontologi dan tahap fungsional.
Pura Besakih sebagai objek penelitian berkaitan dengan kehidupan sosial budaya masyarakat yang berada di Kabupaten Karangasem Provinsi Bali. Berdasar sebuah penelitian, bangunan fisik Pura Besakih telah mengalami perkembangan dari kebudayaan pra-hindu dengan bukti peninggalan menhir, punden berundak-undak, arca, yang berkembang menjadi bangunan berupa meru, pelinggih, gedong, maupun padmasana sebagai hasil kebudayaan masa Hindu. Latar belakang keberadaan bangunan fisik Pura Besakih di lereng Gunung Agung adalah sebagai tempat ibadah untuk menyembah Dewa yang dikonsepsikan gunung tersebut sebagai istana Dewa tertinggi.
Pada tahapan fungsional manusia Bali menemukan jati dirinya sebagai manusia homo religius dan mempunyai budaya yang bersifat sosial religius, bahwa kebudayaan yang menyangkut aktivitas kegiatan selalu dihubungkan dengan ajaran Agama Hindu. Dalam budaya masyarakat Hindu Bali, ternyata makna Pura Besakih diidentifikasi sebagai bagian dari perkembangan budaya sosial masyarakat Bali dari mulai pra-Hindu yang banyak dipengaruhi oleh perubahan unsur-unsur budaya yang berkembang, sehingga mempengaruhi perubahan wujud budaya ide, wujud budaya aktivitas, dan wujud budaya material. Perubahan tersebut berkaitan dengan ajaran Tattwa yang menyangkut tentang konsep ketuhanan, ajaran Tata-susila yang mengatur bagaimana umat Hindu dalam bertingka laku, dan ajaran Upacara merupakan pengaturan dalam melakukan aktivitas ritual persembahan dari umat kepada TuhanNya, sehingga ketiga ajaran tersebut merupakan satu kesatuan dalam ajaran Agama Hindu di Bali.

Sumber : Dinas Pariwisata Pemerintah Prov Bali 

Pura Tanah Lot

Tanah Lot adalah sebuah objek wisata di Bali, Indonesia. Di sini ada dua pura yang terletak di di atas batu besar. Satu terletak di atas bongkahan batu dan satunya terletak di atas tebing mirip dengan Pura Uluwatu. Pura Tanah Lot ini merupakan bagian dari pura Sad Kahyangan, yaitu pura-pura yang merupakan sendi-sendi pulau Bali. Pura Tanah Lot merupakan pura laut tempat pemujaan dewa-dewa penjaga laut. Menurut legenda, pura ini dibangun oleh seorang brahmana yang mengembara dari Jawa. Beliau adalah Danghyang Nirartha yang berhasil menguatkan kepercayaan penduduk Bali akan ajaran Hindu dan membangun Sad Kahyangan tersebut pada abad ke-16. 

Pada saat itu penguasa Tanah Lot, Bendesa Beraben, iri terhadap beliau karena para pengikutnya mulai meninggalkannya dan mengikuti Danghyang Nirartha. Bendesa Beraben menyuruh Danghyang Nirartha untuk meninggalkan Tanah Lot. Beliau menyanggupi dan sebelum meninggalkan Tanah Lot beliau dengan kekuatannya memindahkan Bongkahan Batu ke tengah pantai (bukan ke tengah laut) dan membangun pura disana. Beliau juga mengubah selendangnya menjadi ular penjaga pura. Ular ini masih ada sampai sekarang dan secara ilmiah ular ini termasuk jenis ular laut yang mempunyai ciri-ciri berekor pipih seperti ikan, warna hitam berbelang kuning dan mempunyai racun 3 kali lebih kuat dari ular cobra. Akhir dari legenda menyebutkan bahwa Bendesa Beraben akhirnya menjadi pengikut Danghyang Nirartha.
Obyek wisata tanah lot terletak di Desa Beraban Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan, sekitar 13 km barat Tabanan. Disebelah utara Pura Tanah Lot terdapat sebuah pura yang terletak di atas tebing yang menjorok ke laut. Tebing ini menghubungkan pura dengan daratan dan berbentuk seperti jembatan (melengkung). Tanah Lot terkenal sebagai tempat yang indah untuk melihat matahari terbenam (sunset), turis-turis biasanya ramai pada sore hari untuk melihat keindahan sunset di sini.

Sumber : Dinas Pariwisata Pemerintah Prov Bali 

Gunung Batur Kintamani

Obyek Wisata Kawasan Batur atau lebih dikenal dengan kawasan Kintamani terletak di Desa Batur, Kecamatan Kintamani Kabupaten Daerah Tingkat II Bangli. Obyek Wisata Kawasan Batur berada pada ketinggian 900 m di atas permukaan laut dengan suhu udaranya berhawa sejuk pada siang ahri dan dingin pada malam hari. Untuk mencapai lokasi ini dari Ibu Kota Bangli jaraknya 23 km. Obyek wisata ini dapat dilalui dengan kendaraan bermotor, karena lokasi ini menghubungkan kota Bangli dan kota Singaraja. Sedangkan rute obyek, menghubungkan Obyek Wisata Kawasan Batur dengan Obyek Wisata Tampaksiring dan Besakih. Sumber-sumber yang menyebutkan tentang Batur adalah Lontar Kesmu Dewa. Lontar Usana Bali dan Lontar Raja Purana Batur. Disebutkan bahwa Pura Batur sudah ada sejak jaman Empu Kuturan yaitu abad X sampai permulaan abad XI. Luasnya areal dan banyaknya pelinggih-pelinggih maka diperkirakan bahwa Pura Batur adalah Penyiwi raja-raja yang berkuasa di Bali, sekaligus merupakan Kahyangan Jagat. Di Pura Batur yang diistanakan adalah Dewi Danu yang disebutkan dalam Lontar Usana Bali yang terjemahannya sebagai berikut: Adalah ceritera, terjadi pada bulan Marga Sari (bulan ke V) waktu Kresna Paksa (Tilem) tersebutlah Betara Pasupati di India sedang memindahkan Puncak Gunung Maha Meru dibagi menjadi dua, dipegang dengan tangan kiri dan kanan lalu dibawa ke Bali digunakan sebagai sthana Putra beliau yaitu Betara Putrajaya (Hyang Maha Dewa) dan puncak gunung yang dibawa tangan kiri menjadi Gunung Batur sebagai sthana Betari Danuh, keduanya itulah sebagai ulunya Pulau Bali. Kedua Gunung ini merupakan lambang unsur Purusa dan Pradana dari Sang Hyang Widhi. Pura Batur merupakan tempat Pemujaan Umat Hindu di seluruh Bali khususnya Bali Tengah, Utara dan Timur memohon keselamatan di bidang persawahan. Sehingga pada saat puja wali yang jatuh pada Purnamaning ke X (kedasa) seluruh umat terutama pada semua kelian subak, sedahan-sedahan datang ke Pura Batur menghaturkan Suwinih. Demikian kalau terjadi bencana hama.
Nama obyek wisata kawasan Batur disesuaikan dengan potensi yang ada yaitu Gunung Batur dan Danau Batur. Nama Pura Batur berasal dari nama Gunung Batur yang merupakan salah satu Pura Sad Kahyangan di emong oleh Warga Desa Batur. Sebelum meletusnya Gunung Batur pada tahun 1917, Pura Batur berada di kaki sebelah Barat Daya Gunung Batur. Akibat kerusakan yang ditimbulkan oleh letusan Gunung Batur ini, maka Pura bersama warga desa Batur dipindahkan di tempat sekarang. Sisa-sisa lahar yang membeku berwarna hitam, Gunung Batur tegak menjulang, Danau Batur teduh membiru, merupakan suatu daya tarik bagi setiap pengunjung. Dari Penelokan dapat memandang birunya Danau Batur dan buih-buih ombak yang menepi menemani sopir boat saat melayani wisatawan dan penumpang umum dalam setiap penyeberangan dari Desa Kedisan ke Desa Trunyan. Para nelayan juga mewarnai kesibukan di Danau Batur mengail ikan mujair yang hasil tangkapannya di jual di pasar Kota Bangli, sehingga di Bangli dikenal dengan sate mujairnya yang merupakan makanan ciri khas Kabupaten Bangli.
Desa Trunyan adalah salah satu desa di Kintamani yang cukup unik, terletak di sebelah timur bibir danau Batur, letak ini sangat terpencil. Jalan darat dari Penelokan, Kintamani, hanya sampai di desa Kedisan. Dari Kedisan ke desa Trunyan orang harus menyeberang danau Batur selama 45 menit dengan perahu bermotor atau 2 jam dengan perahu lesung yang digerakkan dengan dayung. Selain jalan air, Trunyan juga dapat dicapai lewat darat, lewat jalan setapak melalui desa Buahan dan Abang. Hawa udara desa Trunyan sangat sejuk, suhunya rata-rata 17 derajat Celcius dan dapat turun sampai 12 derajat Celcius. Danau Batur dengan ukuran panjang 9 km dan lebar 5 km merupakan salah satu sumber air dan sumber kehidupan agraris masyarakat Bali selatan dan timur. Atraksi yang menarik dari desa Trunyan adalah tata cara penguburan jenazah bagi penduduknya yang telah meninggal. Hal ini secara spesifik terkait dengan kepercayaan orang Trunyan mengenai penyakit dan kematian, maka cara pemakaman orang Trunyan ada 2 macam yaitu: meletakkan jenazah diatas tanah dibawah udara terbuka yang disebut dengan istilah mepasah. Orang-orang yang dimakamkan dengan cara mepasah adalah mereka yang pada waktu matinya termasuk orang-orang yang telah berumah tangga, orang-orang yang masih bujangan dan anak kecil yang gigi susunya telah tanggal. Yang kedua adalah dikubur / dikebumikan. Orang-orang yang dikebumikan setelah meninggal adalah mereka yang cacat tubuhnya, atau pada saat mati terdapat luka yang belum sembuh seperti misalnya terjadi pada tubuh penderita penyakit cacar, lepra dan lainnya. Orang-orang yang mati dengan tidak wajar seperti dibunuh atau bunuh diri juga dikubur. Anak-anak kecil yang gigi susunya belum tanggal juga dikubur saat meninggal.


Sumber : Dinas Pariwisata Pemerintah Prov Bali

SYARAT DAN KETENTUAN







Syarat dan ketentuan sewa mobil di Bali Dode RentCar :
  1. Sewa mobil dengan jasa sopir di hitung selama 10 jam per hari, kelebihan waktu (over time) akan di kenakan biaya sebesar 10% dari harga sewa kendaraan per hari atau sesuai dengan biaya extra time pada halaman price list kami per jamnya
  2. Kerusakan kendaraan yang terjadi karena kelalaian, sepenuhnya menjadi tanggung jawab Ginasti Rent Car
  3. Pembatalan sewa mobil dapat dilakukan paling lambat selama 2×24 Jam sebelum jatuh hari sewa. Pembatalan sewa mobil 2×24 jam DP tidak dapat diminta kembali.
  4. Sistem pembayaran sewa mobil yaitu uang muka minimal 30%  dari harga yang di sepakati.
  5. Jika anda mengirim uang melalui Bank BRI dan BCA, cukup info kepada kami via SMS, email, telephone atau Live Chat, kami akan mengechek di internet, kemudian kami akan mengirimkan invoice atau bukti pembayaran ke alamat email anda.
  6. Booking mobil bisa melalui hotline kami baik SMS, Telpon, BBM maupun email kami, kami siap melayani Anda 24 Jam

PAKET KHUSUS

 

Berikut paket Tour di Bali yang kami tawarkan :

Selain Lokasi yang anda tentukan inilah paket khusus yang menjadi primadona wisata Bali saat ini 


Kintamani Tour

  1. Mulai pick up jam 08.30 Wita
  2. Batubulan : Tari Barong dan keris
  3. Celuk : Pusat kerajinan emas dan perak
  4. Ubud : Monkey forest, seniman lukisan, view persawahan
  5. Kintamani : Makan siang sambil menikmati view pegunungan dan danau Batur
  6. Tampak Siring : Pura Tirta Empul, Gunung Kawi dan Istana Presiden
  7. Goa Gajah : Pura pra sejarah abad XI
  8. Batubulan : Menonton Tari Kecak

Bedugul Tour

  1. Mulai pick up jam 09.00 Wita
  2. Taman Ayun : Pura bersejarah peninggalan kerajaan Mengwi
  3. Candi Kuning : Pasar tradisional pusat buah-buahan
  4. Bedugul : Makan siang sambil menikmati keindahan Danau Beratan
  5. Alas Kedaton : Hutan monyet dan kalong
  6. Tanah Lot : Pura terletak di tengah laut dengan sunset
  7. Dinner



Besakih Tour

  1. Mulai pick up jam 10.00 Wita
  2. Batubulan : Menonton tarian Barong dan keris dance
  3. Tohpati : Pusat kerajinan batik
  4. Celuk : Pusat kerajinan perak dan emas
  5. Kertagosa : Kerajaan Klungkung
  6. Besakih : Pura terbesar di Bali (The Mother Temple)

Uluwatu Tour

  1. Jemput jam 10.00 Wita
  2. Tanjung Benoa : Aktivitas permainan air dan Pulau Penyu (Turtle Island)
  3. GWK : Patung Garuda Wisnu Kencana
  4. Uluwatu : Pura di atas bukit, sunset, bisa juga menyaksikan tari kecak
  5. Jimbaran : Makan malam di tepi pantai dengan hidangan sea food Bali yang khas.

Lovina Tour

  1. Jemput jam 03.30 Wita
  2. Lovina Beach : Melihat ikan lumba-lumba (dolphin) di Pantai Lovina
  3. Buddhi's Temple : Keindahan tempat yang berada di antara gunung dan laut
  4. Banjar Hotspring : Air panas alami yang bisa untuk penyembuhan
  5. Gitgit waterfall : Keindahan air terjun yang terkenal di Bali.
  6. Paket Lovina dikenakan extra charge for gasoline Rp. 100.000,00

HARGA SEWA

PEMESANAN SEWA MOBIL DI BALI

 

Kepuasan anda Tujuan Kami

Pemesanan bisa dilakukan dengan menghubungi kontak di bawah ini :

Bali Dode RentCar

Email : balidoderentcar@gmail.com 

Alamat dan Kontak lengkap Bali Dode RentCar :

Jalan Griya Anyar Gang Juwet Sari No. 27 Denpasar Bali

Contacs : 082147134373 

 

 


SMS/telp/BBM/email kontak kami, dan kami akan segera menanggapinya.
SEKILAS INFO HARGA SEWA MOBIL DI BALI
Toyota Camry. Kapasitas 3 – 4 Orang. Fasilitas Full AC dan Audio. Harga sewa mobil, sopir dan BBM Rp. 1.800.000.
Toyota Alphard. Kapasitas 7 – 8 Orang. Fasilitas Full AC dan Audio. Harga sewa mobil, sopir dan BBM Rp. 1.850.000.
Isuzu Elf. Kapasitas 9 – 10 Orang. Fasilitas Full AC dan Audio. Harga sewa mobil, sopir dan BBM Rp. 780.000.
Toyota Hiace. Kapasitas 17 – 18 Orang. Fasilitas Full AC dan Audio. Harga sewa mobil, sopir dan BBM Rp. 1.300.000.

Daihatsu Xenia. Kapasitas 7 – 8 Orang. Fasilitas Full AC dan Audio. Harga sewa mobil, sopir dan BBM Rp. 500.000.
Toyota Innova. Kapasitas 7 – 8 Orang. Fasilitas Full AC dan Audio. Harga sewa mobil, sopir dan BBM Rp. 650.000.
Suzuki APV. Kapasitas 7 – 8 Orang. Fasilitas Full AC dan Audio. Harga sewa mobil, sopir dan BBM Rp. 500.000.
Toyota Avanza. Kapasitas 7 – 8 Orang. Fasilitas Full AC dan Audio. Harga sewa mobil, sopir dan BBM Rp. 500.000.
KIA Pregio. Kapasitas 9 – 10 Orang. Fasilitas Full AC dan Audio. Harga sewa mobil, sopir dan BBM Rp. 720.000.
KIA Travello. Kapasitas 9 – 10 Orang. Fasilitas Full AC dan Audio. Harga sewa mobil, sopir dan BBM Rp. 720.000.

TESTIMONIAL


Selamat Datang di Testimonial Kami "SEWA MOBIL DI BALI
Dr. Suraji - 08521203xxx (Jakarta) : terima kasih Bali Dode rentcar atas  pelayanannya memuaskan, trims bpk. Dode Setyawan

Bpk. Dua Lembang - 08117506xxx (Makasar) : Pengalaman menarik bersama driver Bali Dode Rencar, top markotop pelayanannya

Bpk. A. Sujayanto-0813533xxx ( Jember ) Trimakasih buat Bpaka Dode dari bali Dode RentCar yang telah memberikan pelayanan baik kepada keluarga kamiselama di Bali

Dr.Hertih Sumiati - 0812180xxxx (Jakarta) Sukses buat Bapak Dode trims pelayanannya selama kami di Bali dan akan kami sampaikan kepuasan kamipada rekan2 kami di Jakarta

TAMAN NASIONAL BALI BARAT

Taman Nasional Bali Barat sebagai kawasan pelestarian alam, dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan, penelitian, rekreasi dan menunjang budidaya. Ciri khas Taman Nasional Bali Barat adalah terdapatnya burung jalak Bali (Leucopsar rothschildi) yang dapat hidup di alam bebas hanya di Taman Nasional Bali Barat. Secara Administratif Taman Nasional Bali Barat Berada di kabupaten Jembrana dan Buleleng Propinsi Bali. Diantara bulan Desember hingga Maret curah hujan di wilayah ini cukup tinggi.




Riwayat Taman Nasional Bali Barat (TNBB) dimulai sejak tanggal 24 Maret 1911, ketika seorang ahli biologi dari Jerman, Dr. Baron Stressman, mendarat di sekitar wilayah Singaraja karena kapal Ekspedisi Maluku II yang ditumpanginya mengalami kerusakan. Baron Stressman tinggal di wilayah ini selama tiga bulan. Melalui penelitian yang tak disengaja, Baron Stressman menemukan spesies burung endemik yang langka, yaitu jalak bali (leucopsar rothschildi) di Desa Bubunan, sekitar 50 km dari Singaraja.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Dr. Baron Viktor von Plesen, yang menyimpulkan bahwa penyebaran Jalak Bali hanya meliputi DesaBubunan sampai ke Gilimanuk, yaitu seluas + 320 km2. Oleh karena populasi jalak bali ketika itu terbilang langka, maka pada tahun 1928 sejumlah 5 ekor jalak bali dibawa ke Inggris dan berhasil dikembangbiakkan pada tahun 1931. Kemudian pada tahun 1962, Kebun Binatang Sandiego di Amerika Serikat juga dikabarkan telah mengembangbiakkan burung ini.
Selain jalak bali, hewan langka lainnya yang hidup di taman nasional ini adalah harimau bali. Untuk melindungi hewan-hewan langka tersebut, maka Dewan Raja-raja di Bali mengeluarkan SK No. E/I/4/5/47 tanggal 13 Agustus 1947 yang menetapkan kawasan Hutan Banyuwedang dengan luas 19.365,6 ha sebagai Taman Pelindung Alam (Natuur Park) yang statusnya sama dengan suaka margasatwa.
Setelah Indonesia merdeka, melalui SK Menteri Pertanian No. 169/Kpts/Um/3/1978 tanggal 10 Maret 1978, kawasan yang terdiri dari Suaka Margasatwa Bali Barat, Pulau Menjangan, Pulau Burung, Pulau Kalong, serta Pulau Gadung ditetapkan sebagai Suaka Alam Bali Barat dengan luas keseluruhan 19.558,8 ha. Pada tahun 1984, Suaka Alam Bali Barat tersebut ditetapkan sebagai Taman Nasional Bali Barat dengan luas wilayah 19.558,8 ha. Namun, karena sebagian kawasan taman nasional ini (3.979,91 ha) merupakan kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) yang menjadi kewenangan Dinas Kehutanan, maka melalui SK Menteri Kehutanan No. 493/Kpts-II/1995 tanggal 15 September 1995, luas taman nasional hanya menjadi 19.002,89 ha, terdiri dari 15.587,89 ha wilayah daratan dan 3.415 ha wilayah perairan.
Taman Nasional Bali Barat memiliki jenis ekosistem yang unik, yaitu perpaduan antara ekosistem darat dan ekosistem laut. Di kawasan ini, wisatawan dapat menjelajahi ekosistem daratan (hutan), mulai dari hutan musim, hutan hujan dataran rendah, savana, hingga hutan pantai. Sementara pada ekosistem perairan (laut), wisatawan dapat menyaksikan hijaunya hutan mangrove, keelokan pantai, ekosistem coral, padang lamun, serta perairan laut dangkal dan dalam.
Memasuki kawasan hutan, maka wisatawan dapat menjumpai sekitar 175 jenis tumbuhan, 14 jenis di antaranya terbilang langka, antara lain bayur (pterospermum diversifolium), ketangi (lagerstroemia speciosa), burahol (steleochocarpus burahol), cendana (santalum album), sonokeling (dalbergia latifolia), dan lain-lain. Selain itu, wisatawan juga dapat melihat langsung aneka jenis satwa yang hidup bebas di taman nasional ini, seperti burung jalak bali (leucopsar rothschildi) yang merupakan hewan endemik dan langka, burung ibis putih kepala hitam (threskiornis melanocephalus), kijang (muntiacus muntjak), trenggiling (manis javanicus), landak (hystric brachyura), serta kancil (tragulus javanicus). Sementara jenis fauna yang terkenal di perairan taman nasional ini adalah ikan hiu (carcharodon carcharias), ikan bendera (plateak pinnatus), serta kima raksasa (tridacna gigas). Kekayaan bawah laut lainnya adalah berbagai jenis terumbu karang yang sangat bervariasi. Pendataan yang dilakukan tahun 1998 menunjukkan, terdapat 110 spesies karang dalam 18 familia, termasuk 22 jenis di antaranya spesies karang jamur (mushroom coral).
Selain menikmati ekosistem daratan dan perairan, wisatawan juga dapat menjelajahi pulau-pulau kecil yang menjadi bagian dari Taman Nasional Bali Barat, antara lain Pulau Menjangan, Pulau Gadung, Pulau Burung, serta Pulau Kalong. Pulau Menjangan merupakan salah satu pulau favorit yang kerap dikunjungi oleh wisatawan. Pulau dengan luas sekitar 6.000 ha ini merupakan habitat menjangan atau rusa (cervus timorensi). Tak hanya itu, wisatawan juga dapat menyelam di perairan di sekitar Pulau Menjangan untuk melihat gugusan karang yang indah dengan jenis ikan karang yang beragam.
Selain menikmati keindahan alam dan binatang liar, wisatawan juga dapat melakukan wisata ziarah ke makam Mbah Temon, yaitu petilasan yang ditemukan oleh sesepuh masyarakat sekitar bernama Mat Yamin pada tahun 1954. Dinamai Mbah Temon karena petilasan ini baru ditemukan (temu atau ketemu) setelah Mat Yamin melakukan olah semedi. Petilasan lainnya yang cukup melegenda adalah makam I Wayan Jayaprana. Jayaprana adalah seorang pemuda tampan yang dalam Babad Bali dikisahkan telah dibunuh oleh Patih Sawunggaling, utusan Raja Kalianget, karena sang raja menginginkan istri Jayaprana yang cantik jelita, Ni Nyoman Layonsari.  
Wilayah TNBB terbentang di dua kabupaten, yaitu Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, dan Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, Indonesia.
Taman Nasional Bali Barat mudah dicapai baik dari Kota Denpasar maupun dari Pelabuhan Gilimanuk. Hal ini karena lokasi taman nasional ini dilalui oleh jalan raya Gilimanuk—Negara maupun jalan raya Gilimanuk—Singaraja. Untuk menuju lokasi, wisatawan dapat menggunakan mobil pribadi atau menggunakan kendaraan umum (bus, taksi, atau carter mobil).
Untuk memudahkan perjalanan wisata, maka wisatawan dapat mencapai Taman Nasional Bali Barat dengan dua alternatif. Pertama, apabila memulai perjalanan dari Pelabuhan Gilimanuk, maka wisatawan dapat mengunjungi Kantor Balai Taman Nasional Bali Barat yang berlokasi di Desa Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana. Kantor ini berjarak sekitar 200 km dari Kota Denpasar. Alternatif kedua, apabila wisatawan berangkat dari arah Kota Denpasar atau khusus ingin mengunjungi Pulau Menjangan, maka ada baiknya untuk memulainya dari Teluk Labuhan Lalang. Dari Labuhan/Dermaga Lalang wisatawan dapat dengan mudah menuju Pulau Menjangan atau pulau-pulau kecil lainnya.

Taman Nasional Bali Barat memiliki berbagai macam akomodasi dan fasilitas, antara lain pemandu wisata (guide), pondok jaga, pondok wisata (untuk istirahat wisatawan), menara pandang, jalan setapak untuk memudahkan penjelajahan, penyewaan peralatan selam, speed boat, dan lain-lain. Wisatawan yang ingin menyelam dengan menyewa dive operator.
Khusus untuk fasilitas penyeberangan ke Pulau Menjangan, wisatawan dapat menyewa perahu dengan mesin tempeldan  Apabila ingin menambah waktu penjelajahan, misalnya dengan menjelajahi perairan di sekitar pulau juga di layani  Apabila wisatawan memerlukan penginapan, di sekitar Labuhan Lalang maupun di Pelabuhan Gilimanuk banyak terdapat penginapan baik hotel melati, resort, maupun hotel berbintang.

ZIARAH WALI PITU DI BALI



Ada beberapa informasi yang menyatakan bahwa Islam sudah masuk ke Pulau Bali pada abad ke-15 M. Ini dibuktikan pada saat Dalem Ketut Ngelesir menjabat sebagai Raja Gelgel pertama (1380—1460 M) dan mengadakan kunjungan ke keraton Majapahit. Saat itu, Raja Hayam Wuruk mengadakan pertemuan kerajaan seluruh Nusantara. Setelah acara tersebut selesai, Dalem Ketut Ngelesir pulang ke negerinya (Bali) dengan diantar oleh empat puluh orang dari Majapahit sebagai pengiring, yang konon diantara mereka terdapat Raden Modin dan Kiai Abdul Jalil. Peristiwa ini dijadikan patokan masuknya Islam di Pulau Bali yang berpusat di kerajaan Gelgel. Sejak itu, agama Islam mulai berkembang di Bali dan terus demikian hingga saat ini.
Demikian juga terdapat makam para Da’i, ulama dan pemuka Islam yang pada masa hidupnya dikaruniai Allah Swt karomah, sehingga makam-makam mereka juga dihormati, oleh ummat Islam khususnya maupun juga orang-orang Bali yang mayoritas beragama Hindu. Dari sekian banyak makam auliya’ di Bali, ada tujuh makam yang sangat menonjol yang terkenal dengan Sab’atul Auliya’ (baca: wali pitu/tujuh wali). Diantara wali pitu tersebut adalah : 
1. Keramat Pantai Seseh (Pangeran Mas Sepuh)
Pangeran Mas Sepuh merupakan gelar. Nama sebenarnya adalah Raden Amangkuningrat, yang terkenal dengan nama Keramat Pantai Seseh. Ia merupakan Putra Raja Mengwi I yang beragama Hindu dan ibunya berasal dari Blambangan (Jatim) yang beragama Islam. Sewaktu kecil, beliau sudah berpisah dengan ayahandanya dan diasuh oleh ibundanya di Blambangan. Setelah dewasa, Pangeran Mas Sepuh menanyakan kepada ibunya tentang ayahandanya itu. Setelah Pangeran Mas Sepuh mengetahui jati dirinya, ia memohon izin pada ibunya untuk mencari ayah kandungnya, dengan niat akan mengabdikan diri. Semula, sang ibu keberatan, namun akhirnya diizinkan juga Pangeran Mas Sepuh untuk berangkat ke Bali dengan diiringi oleh beberapa punggawa kerajaan sebagai pengawal dan dibekali sebilah keris pusaka yang berasal dari Kerajaan Mengwi.
Setelah bertemu dengan ayahnya, terjadilah kesalahpahaman karena baru sekali ini mereka berdua bertemu. Akhirnya, Pangeran Mas Sepuh beranjak pulang ke Blambangan untuk memberi tahu ibunya tentang peristiwa yang telah terjadi. Dalam perjalanan pulang, sesampainya di Pantai Seseh, Pangeran Mas Sepuh diserang oleh sekelompok orang bersenjata tak dikenal sehingga pertempuran tak dapat dihindari. Melihat korban berjatuhan yang tidak sedikit dari kedua belah pihak, keris pusaka milik Pangeran Mas Sepuh dicabut dan diacungkan ke atas dan seketika itu ujung keris mengeluarkan sinar dan terjadilah keajaiban, kelompok bersenjata yang menyerang tersebut mendadak lumpuh, bersimpuh diam seribu bahasa. Setelah mengetahui hal tersebut, Pangeran Mas Sepuh berkata, “Hai, Ki Sanak! mengapa kalian menyerang kami dan apa kesalahan kami?” Mereka diam tak menjawab. Akhirnya diketahui bahwa penyerang itu masih memiliki hubungan kekeluargaan, dilihat dari pakaian dan juga dari pandangan batiniah Pangeran Mas Sepuh. Akhirnya, keris pusaka dimasukkan kembali ke dalam karangkanya dan kelompok penyerang tersebut dapat bergerak kemudian memberi hormat kepada Pangeran Mas Sepuh. Tidak lama setelah kejadian tersebut, Pangeran Mas Sepuh meninggal dunia dan dimakamkan di tempat itu juga. Sampai sekarang, makamnya terpelihara dengan baik dan selalu diziarahi oleh umat Islam dari berbagai wilayah di Nusantara.
Proses ditemukannya Makam Keramat Pantai Seseh dimulai sejak Jamaah Manaqib yang ada di Bali mendapat petunjuk, yaitu pada bulan Muharam 1413 H atau 1992 M yang kemudian ditemukan juga makam keramat yang lain.
Makam ini terletak di Pantai Seseh, Desa Munggu Mengwi, Kabupaten Badung (berdampingan dengan Candi Pura Agung di Tanah Lot). Jarak antara Pantai Seseh dan Jalan Raya Tabanan—Denpasar ± 15 km. Selain dikeramatkan oleh kaum muslimin, makamnya juga dihormati oleh umat Hindu. Juru kuncinya bahkan seorang pendeta Hindu. 
2. Keramat Pamecutan
Makam Dewi Khodijah terkenal dengan Keramat Pemecutan. Makam ini terletak di Jalan Batukaru arah ke Perumnas Monang Maning Denpasar.
Dewi Khodijah ini adalah nama setelah beliau berikrar masuk agama Islam. Nama aslinya adalah Ratu Ayu Anak Agung Rai. Beliau adalah adik Raja Pemecutan Cokorda III yang bergelar Bathara Sakti yang memerintah sekitar tahun 1653 M.
Pada waktu Raja Pamecutan tengah berperang, salah seorang prajurit dapat menahan seorang pengelana di Desa Tuban, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Bali. Orang yang ditahan tersebut diduga menjadi telik sandi atau mata-mata musuh. Ia lalu dihadapkan kepada Raja Pamecutan untuk diusut. Akhirnya diketahui bahwa dia adalah seorang senopati dari Mataram yang sedang berlayar menuju Ampenan, Lombok, namun perahu yang ditumpanginya diserang badai dahsyat yang membuat senopati Mataram tersebut terdampar di pantai selatan Desa Tuban. Beliau bernama Pangeran Mas Raden Ngabei Sosrodiningrat, sedangkan para pengiring atau punggawanya sebanyak 11 orang tiada kabar beritanya.
Setelah diketahui bahwa tawanan tersebut adalah seorang senopati dari Mataram, Raja Pamecutan meminta kesediaannya untuk memimpin prajurit yang sedang berperang. Raja Pamecutan menjanjikan, apabila perang telah usai dan kemenangan diraihnya, Pangeran Sosrodiningrat akan dinikahkan dengan adik Raja Pamecutan. Akhirnya Pangeran Sosrodiningrat bersedia membantu untuk memperkuat pasukan yang ada di medan perang tanpa memikirkan janji raja. Dia malah berpikir apakah mungkin dapat menikah dengan seorang putri yang beragama Hindu, sedangkan dirinya beragama Islam. Setelah perang tersebut dimenangkan oleh pasukan Kerajaan Pamecutan, Pangeran Sosrodiningrat menikah dengan Ratu Ayu Anak Agung Rai (Dewi Khodijah). Setelah dipersunting oleh Mas Raden Ngabei Sosrodiningrat, Ratu Ayu Anak Agung Rai memeluk Islam dan bersungguh-sungguh menekuni dan melaksanakan ajarannya.
Setelah beberapa tahun, musibah datang menimpanya. Pada suatu malam yang gelap, sewaktu Dewi Khodijah mengerjakan shalat malam di kamar yang pintunya terbuka, secara tidak sengaja ia terlihat oleh punggawa raja yang sedang berjaga dan terdengar suara takbir “Allahu Akbar”. Yang didengar oleh punggawa bukanlah kalimat “Allahu Akbar”, melainkan “makeber” yang dalam bahasa Bali berarti “terbang”. Sang punggawa memperhatikan semua gerakan shalat yang dilakukan oleh Dewi Khodijah yang dinilai olehnya sebagai pekerjaan leak (orang jadi-jadian yang berbuat jahat). Sang punggawa langsung melaporkan kepada raja tentang keberadaan leak di kamar keputren. Raja akhirnya memerintahkan beberapa punggawa untuk mendatanginya. Saat melihat Dewi Khodijah sedang sujud, tanpa memikirkan risiko, para punggawa menyerbu dengan senjata terhunus dan menghujamkannya ke punggung Dewi Khodijah. Darah segar tersembur ke atas dari punggung Dewi Khodijah yang terkena ujung tombak. Bersamaan dengan itu, terjadilah keanehan yang luar biasa, darah segar Dewi Khodijah yang keluar dari punggungnya mengeluarkan cahaya terang kebiru-biruan dan dapat menembus dinding atap atas hingga keluar memenuhi udara dan memancarkan sinar yang menerangi istana Pamecutan. Seluruh kota Denpasar bahkan menjadi terang-benderang seperti siang hari. Semua penduduk terutama keluarga istana sangat terkejut, termasuk Raja Pamecutan. Bersamaan dengan itu, para punggawa melaporkan bahwa yang dibunuh bukan leak, melainkan orang biasa dan mengeluarkan darah. Saat itu, terdengar jeritan dengan ucapan “Allahu Akbar” hingga tiga kali.
Jenazah Dewi Khodijah yang tertelungkup dengan tombak terhujam di punggungnya sulit diangkat dan dibujurkan. Tubuhnya bermandikan darah yang sudah membeku. Keluarga kerajaan yang ingin menolong mengangkatnya tidak dapat berbuat apa-apa. Jenazahnya tetap sujud tidak berubah. Baginda mencari bantuan kepada umat Islam yang ada di sana agar mau merawat jenazah adiknya menurut cara Islam. Umat Islam lalu segera membantu merawat jenazah, mulai dari memandikan, mengafani, menshalati, sampai memakamkannya dan semuanya berjalan lancar. Meski demikian, satu hal yang tak dapat diatasi yaitu batang tombak yang menghujam di punggungnya tidak dapat dicabut. Akhirnya, atas keputusan semua pihak, jenazah dimakamkan bersama tombak yang masih berada di punggungnya. Anehnya, batang tombak yang terbuat dari kayu itu bersemi dan hidup sampai sekarang. Hal tersebut dapat dibuktikan apabila Anda berkunjung ke makam Dewi Khodijah.
3. Habib Ali bin Umar bin Abu Bakar Bafaqih.
Makam Habib Ali bin Umar bin Abu Bakar Bafaqih ini terletak di Jl. Semangka Loloan Barat Kec. Negara, Kab. Jembrana, Bali.
Meninggal pada tanggal 27 Februari 1998 M di Loloan Barat Jembrana dalam usia 100 tahun lebih. Chabib Ali Bafaqih pendiri pondok Syamsul Huda semasa hidupnya dalam menjalankan syiar Islam telah menunjukkan menjadi hamba Allah pilihan, banyak yang menyaksikan waktu beliau mengisi di suatu majelis, tetapi ada orang yang melihat beliau mengisi di majelis di tempat lain di hari yang sama.
4. Keramat di Bukit Bedugul (Habib Umar bin Yusuf al-Maghribi)
Makam ini terletak di bukit Bedugul, Kabupaten Tabanan, Bali. Makam ini hanya berwujud empat batu nisan untuk dua makam, yaitu makam Habib Umar dan pengikutnya yang luasnya 4×4 M.
Makam ini sebenarnya sudah lama ada, namun menurut keterangan dari beberapa tokoh masyarakat setempat baru saja ditemukan sekitar 40—50 tahun berselang oleh seorang yang mencari kayu bakar di bukit Bedugul tersebut.
5. Keramat Kusumba, Klungkung (Habib Ali bin Abu Bakar al-Hamid)
Makam ini terletak di tepi pantai Desa Kusamba, Kecamatan Dawah, Kabupaten Klungkung, Bali. Makam ini sangat dikeramatkan oleh penduduk setempat, baik umat Islam maupun Hindu.
Makam keramat ini terletak tidak jauh dari selat yang menghubungkan Klungkung dengan Pulau Nusa Penida. Desa Kusamba berada di jalan raya antara Klungkung dan Karangasem (Amlapura), dekat dengan Goalawah. Di depan makam dibangun patung seorang tokoh berserban dan berjubah menunggang kuda.
Sewaktu hidupnya, Habib Ali bin Abu Bakar al-Hamid menjadi guru bahasa Melayu Raja Klungkung saat itu, Dalem I Dewa Agung Jambe. Waktu itu, beliau diberi seekor kuda untuk kendaraan pulang pergi antara Kusamba dan Klungkung.
Pada suatu hari, sewaktu Habib Ali pulang dari Klungkung dan sesampainya di pantai Desa Kusamba, beliau diserang oleh sekelompok orang yang tidak dikenal dengan senjata tajam secara bertubi-tubi. Habib Ali yang masih berada di atas kudanya tewas tersungkur di tanah bermandikan darah. Akhirnya, jenazah Habib Ali dimakamkan di di ujung barat pekuburan desa Kusamba.
Pada malam hari setelah pembunuhan tersebut, terjadilah peristiwa yang sangat menggemparkan. Bagian atas makam Habib Ali al-Hamid mengeluarkan api yang berkobar-kobar membumbung ke angkasa. Semburan api tersebut bergulung-gulung bagaikan bola api dan terbang untuk mengejar sang pembunuh. Di mana mereka bersembunyi, kobaran api terus mengejarnya sampai dapat membakar mereka satu persatu. Tak seorang pun dari pembunuh itu yang tersisa.
Silsilah dari Habib Ali adalah: Habib Ali bin Abu Bakar bin Umar bin Abu Bakar bin Salim bin Hamid bin Aqil bin Muthohar bin Umar bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman as-Saqaf bin Ali bin Alwi bin Khalaq Qasam bin Muhammad Shahibil Mirbath bin Ali bin Muhammad Faqih al-Muqadam bin Abdullah bin Ahmad bin Isa al-Bashari bin Muhammad al-Muhajir bin Muhammad Naqib bin Ali al-Aridlhi bin Ja’far Shadiq bin M. Bakir bin Ali Zaenal Abidin bin Husain bin Ali r.a. suami Fatimah az-Zahra’ binti Rasulullah SAW. 
6. Keramat Kembar Karangasem (Maulana Yusuf al-Baghdi al-Maghribi dan Ali bin Zaenal Abidin al-Idrus)
Makam Keramat Kembar Karangasem terletak di Desa Bungaya Kangin, Kecamatan Bebandem, Kabupaten. Karangasem(Amlapura), Bali. Makam keramat tersebut berada tidak jauh dari Jalan Raya Subangan arah ke utara, jalan tembus menuju ke Singaraja dari Desa Temukus. Dari Singaraja berjarak ± 6—7 km.
Di dalam satu cungkup makam kembar tersebut terdapat makam tua/kuno berjajar dengan makam Ali bin Zainal Abidin al-Idrus. Menurut masyarakat, makam kuno inilah yang dikeramatkan sejak zaman dahulu. Makam ini diperkirakan berusia 350—400 tahun. Adapun mengenai nama, sejarah, dan dari mana asalnya, tidak satu pun yang tahu, bahkan juru kuncinya pun tidak tahu. Sebagian kalangan menyebutkna bahwa makam ini adalah makam dari Syekh Maulana Yusuf al-Baghdi al-Maghribi.
Pada tahun 1963 M, Gunung Agung meletus dan mengeluarkan lahar panas, menyemburkan batu besar dan kecil serta abu yang menjulang tinggi di angkasa, menyebar ke seluruh Pulau Bali, bahkan sampai ke wilayah Jawa Timur. Cuaca menjadi gelap gulita, siang hari berubah menjadi gelap pekat, lampu mobil yang terang yang biasa digunakan untuk jarak jauh tidak dapat menembus kepekatan hujan abu tersebut. Ini menunjukkan betapa hebat dan dahsyatnya letusan dan semburan yang dimuntahkan oleh Gunung Agung. Sebagian desa porak poranda, banyak rumah roboh, pohon-pohon besar banyak yang tumbang, hujan pasir dan batu kerikil telah menggenangi pulau Bali. Uniknya, Makam Syekh Maulana Yusuf al-Baghdi yang di atasnya tertumpuk susunan batu merah yang ditata begitu saja tidak diperkuat dengan semen pasir dan kapur, tidak berubah sedikit pun, bahkan tidak sebutir pasir pun yang mampu menyentuhnya.
Adapun Habib Ali Zainal Abidin al-Idrus (wafat pada 9 Ramadhan 1493 H/19 Juni 1982) dikenal sebagai ulama besar yang arif bijaksana. Semasa hidupnya, banyak santri yang mengaji kepadanya. Mereka tidak hanya berasal dari beberapa daerah di Bali, tetapi juga dari Lombok dan sekitarnya. Semasa hidupnya, ia menjadi juru kunci makam kuno itu dan setelah wafat, beliau dimakamkan di samping makan kuno tersebut. 
7. Keramat Karang Rupit (Syekh Abdul Qadir Muhammad)
Makam Keramat Karang Rupit terletak di Desa Temukus (Labuan Aji), Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Singaraja, Bali. Makam tersebut berada di tepi Jalan Raya Seririt. Jarak dari Singaraja ± 15 km.
Makam keramat ini adalah makam dari Syekh Abdul Qadir Muhammad yang memiliki nama asli The Kwan Lie atau The Kwan Pao-Lie. Penduduk setempat menyebutnya sebagai Keramat Karang Rupit.
Semasa remaja, beliau  adalah murid Sunan Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat. Para peziarah, baik muslim maupun Hindu, biasanya banyak berkunjung pada hari Rabu terakhir (Rabu Wekasan) bulan Shafar. Uniknya, masing-masing menggelar upacara menurut keyakinan masing-masing.
***
Berikut mereka yang disebut Wali Pitu:
1. Pangeran Mas Sepuh alias Raden Amangkuningrat
2. Habib Umar Maulana Yusuf
3. Habib Ali Bin Abu Bakar Bin Umar Bin Abu Bakar Al Khamid
4. Habib Ali Bin Zaenal Abidin Al Idrus
5. Syeh Maulana yusuf Al Magribi
6. Habib Ali Bin Umar Bafaqih
7. Syeh Abdul Qodir Muhammad


diambildari : Beberapa Sumber
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. SEWA MOBIL TERMURAH DIBALI - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger